DARMAN OPINI – Kalau kamu mendalami hakikat otoritas, kamu akan sadar bahwa ini barang aneh. Karena dengan barang intangible inilah hampir segala keperluan bisa terwujud.
Kamu orang yang ahli dalam suatu bidang, tapi kalau ngga ada orang yang tau kamu, ya sama aja.
Banyak Peluang Tak Diundang
Saya percaya sama konsep ikhtiar dan sunnatullah. Dengan otoritas ini Alloh ciptakan skema canggih bahwa “rejeki yang tak disangka-sangka” itu kekuatannya bisa ditambah.
Kalau dalam keadaan normal, “rejeki dari arah yang tak disangka-sangka” datang hanya 10 kali dalam setahun, maka dengan adanya otoritas, dia bisa datang 30 kali dalam setahun.
Jadi, otoritasini juga berposisi sebagai aset.
Kalau aset fisik bisa memberikan saya passive income, maka otoritasbisa memberikan saya passive opportunity.
Tentu semuanya terjadi karena kemudahan dari Allah.
Saking banyaknya peluang yang datang, saya sampe ngga kuat nampung, masya Allah.
Dalam setahun, mungkin ada ratusan peluang yang langsung ketok pintu rumah saya. Dan di posisi ini saya semacem dikasih pilihan yang gampang banget untuk bilang “oh ini boleh”, “yang ini kurang cocok”, “wah, bagus banget ini”, dst.
Pilah-pilih peluang udah macem pilih makanan di balakecrakan.
Tingkatkan Positioning
Yang saya pribadi rasain, di dalem diri saya ini terinstall semacam apps yang tugasnya menjadi daya tawar untuk lawan bicara.
Ya tapi tentu aja value ini baru works kalau lawan kita bisa ngebaca otoritasyang kita punya.
Kalau saya senggolan sama orang di jalan, dia akan tetep punya potensi marah sama saya. Beda kalau saya ngga sengaja senggol santri, bisa jadi si santri ini yang minta maaf duluan sama saya. Kira-kira gitu ya.
Suara kita akan didengar dan dipertimbangkan.
“Gimana kalau ini dibuat begini aja..”
“Menurut saya, yang ini dihilangkan, soalnya resikonya terlalu besar..”
Dalam prakteknya, kita juga bisa jadikan otoritas sebagai value proporsi kepemilikan saham.
Kalau saya ngga punya otoritas, saya setor dana 40 juta, saya dapet saham 30%. Tapi kalau saya punya otoritas, saya setor dana 30 juta, saya dapet saham 40%. Aneh kan, tapi ini real.
Saya memasukkan value dan otoritas saya ke dalam perusahaan. Bisa sebagai penasehat, konsultan, karena pengalaman yang saya punya (yang menjadikan saya punya otoritas).
Misalnya para pihak belum ada sepakat bahwa saya setor 30 juta tapi bisa dapat 40%, saya bisa percaya diri meyakinkan semuanya dengan kapasitas saya. Nawar.
Ya sekitar 70% usaha saya untuk nawar itu berhasil, 30% nya gagal. Not bad lah.
Dengan otoritas, lebih banyak peluang yang dateng.
Mendekatkan Jarak dengan Orang Berkualitas
Saya sering disapa sama orang yang mungkin buat kebanyakan orang susah untuk ditemui, susah untuk diajak komunikasi.
Saya juga ngerasa gampang aja untuk mendekat ke orang-orang tertentu ini.
Makin lama otoritas ini makin menguat sendiri, dan jarak kita dengan orang-orang berkualitas semakin pendek/dekat.
Pernah dengan teori six degree of separation? Kalau kita lebih akrab sama term “temennya temen”, dan temennya lagi, temennya terus.
Jadi jarak kamu dengan siapapun orang di muka bumi ini, itu cuma 6 tingkat/level atau kurang. Dengan catatan orangnya masih hidup.
Misal, kamu dengan presiden Rusia.
Kamu kenal saya, saya kenal Aresdi Mahdi juga Gesa Falugon, Ares dan Gesa kenal pak Sandi Uno, pak Sandi kenal pak Joko Widodo, pak Jokowi kenal mr. Barrack Obama, mr. Obama kenal mr. Putin.
- Saya
- Ares/Gesa
- Sandi
- Jokowi
- Obama
- Putin
Jarak level ini akan makin deket kalau kamu punya otoritas.
Kalau otoritas saya udah sekuat Sandi, jarak saya ke Putin cuma selisih 2 orang.
Tinggal diatur aja siapa orang berkualitas yang mau kamu samperin. Misal pak ustadz, pak kyai, pengusaha A, ahli B, dst.
Saya pernah ketemu sama temen, kita ngobrol ternyata dia kenal akrab sama orang kepercayaan Aa Gym. Per saat itu, valid bahwa jarak saya sama Aa Gym cuma 2 orang aja.
Apalagi temen saya ini pernah dapet akses khusus ketemu Aa Gym lewat temennya yang jadi orang kepercayaan beliau tadi.
Ya begitulah kira-kira.
Rekayasa Penghasilan
Banyak orang yang bingung apa yang harus dilakukan gimana supaya punya penghasilan 10 juta per bulan. Akhirnya apa aja mau dilakukan biar dapet penghasilan.
Dengan breakdown sederhana ini, semoga bisa memberikan ilustrasi:
- Menangani 10 client yang masing-masing bayar 1 juta.
- Menangani 2 client yang masing-masing bayar 5 juta.
Bisa dipahami kan?
Menangani 10 client itu butuh lebih banyak:
- Waktu
- Tenaga
- Pikiran
- Sumber daya
- Biaya
Itu belum sama hasil yang biasanya ngga maksimal, karena terlau banyak resource yang terbagi.
Mending cuma dapet 2 client tapi duitnya sama. Waktu dan tenaga yang ada bisa dipakai untuk keluarga, belajar, tambahan waktu santai.
Saya buka jasa SEO harga dua digit, yang dateng ada aja, sampe ada yang saya tolak tapi tetep maksa minta dikerjain. Padahal yang lebih murah dari saya banyak, yang lebih mahal juga ada.
‘Ala kulli haal, alhamdulillah.
Pada akhirnya, dengan otoritas, pasarlah yang dipaksa untuk ikut sama cara kita, ngga melulu kita yang tunduk sama kemauan pasar.
Gitu.